Buruh Pelabuhan Siap Lakukan Slow Down, Pendidikan dan Peningkatan Skill Jadi Kunci Kesejahteraa
Jakarta, 26 Agustus 2025, TKBM News – Ribuan buruh pelabuhan yang tergabung dalam Aliansi Nasional Pekerja Pelabuhan Indonesia berencana melakukan aksi slow down di sejumlah pelabuhan utama di Indonesia. Aksi ini ditempuh untuk mendesak pemerintah serta pengelola pelabuhan agar segera membuka akses pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi profesi bagi pekerja pelabuhan.
Pendidikan, Hak yang Lama Terabaikan
Di balik peran vital buruh pelabuhan sebagai penopang logistik nasional, masih banyak di antara mereka yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar maupun menengah. Kondisi ekonomi membuat sebagian besar buruh harus bekerja sejak usia muda, sehingga kesempatan menuntut ilmu terputus di tengah jalan.
Koordinator Aliansi Nasional Pekerja Pelabuhan Indonesia Subhan Hadil, menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari lingkaran kemiskinan buruh pelabuhan.
> “Kalau buruh terus dibiarkan rendah tingkat pendidikannya, maka kesejahteraan hanya jadi mimpi. Kami menuntut akses kejar Paket A, B, dan C, serta jalur khusus kuliah hingga sarjana. Buruh juga punya hak untuk cerdas dan maju,” tegas Subhan.
Modernisasi Pelabuhan, Buruh Terancam Tersisih
Transformasi pelabuhan menuju sistem digital dan otomatisasi membuat kebutuhan keterampilan baru semakin mendesak. Penggunaan container crane modern, digital manifest, dan sistem smart port menuntut tenaga kerja yang menguasai teknologi.
Tanpa pelatihan dan sertifikasi profesi, buruh pelabuhan dikhawatirkan tertinggal bahkan tergeser oleh tenaga kerja asing atau mesin otomatis.
Subhan Hadil menyatakan, buruh tidak menolak modernisasi, tetapi mereka harus dilibatkan dalam prosesnya.
> “Kami tidak anti teknologi. Yang kami minta hanyalah akses pelatihan dan sertifikasi agar buruh Indonesia bisa jadi subjek modernisasi, bukan korban. Jangan sampai investasi besar di pelabuhan justru menyingkirkan buruh lokal,” ujarnya.
Kesejahteraan Lewat Pendidikan dan Skill
Sejumlah studi ketenagakerjaan menunjukkan peningkatan keterampilan selalu berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan. Buruh yang memiliki sertifikasi resmi maupun ijazah pendidikan tinggi lebih berpeluang mendapatkan posisi dengan upah layak dan jenjang karier.
Aliansi Nasional Pekerja Pelabuhan Indonesia menilai, tanpa program pendidikan formal dan pelatihan terstruktur, buruh pelabuhan akan selamanya terjebak pada pekerjaan kasar dengan pendapatan rendah. Sebaliknya, dengan pendidikan, sertifikasi, dan keterampilan digital, buruh bisa naik kelas menjadi operator crane, supervisor logistik, hingga manajer lapangan.
Aksi Slow Down sebagai Peringatan
Aksi slow down yang akan digelar Aliansi Nasional Pekerja Pelabuhan Indonesia pekan depan adalah peringatan keras. Buruh ingin menunjukkan bahwa logistik nasional hanya bisa bergerak jika buruh pelabuhan diberdayakan.
> “Investasi infrastruktur pelabuhan harus berjalan seiring dengan investasi pada manusianya. Bangunlah juga kapasitas buruhnya, bukan hanya gedung dan peralatannya,” tegas Subhan Hadil.
Seruan Nasional
Melalui aksinya, Aliansi Nasional Pekerja Pelabuhan Indonesia menyerukan dukungan Program Buruh Sekolah & Buruh Sarjana serta pembentukan Program Nasional Peningkatan Kapasitas Buruh Pelabuhan, yang meliputi :
- Akses pendidikan kejar Paket A, B, dan C.
- Beasiswa sarjana untuk buruh pelabuhan.
- Program sertifikasi profesi berbasis kompetensi internasional.
- Kurikulum pelatihan digitalisasi dan otomatisasi pelabuhan.
“Dengan pendidikan dan keterampilan, buruh pelabuhan bisa ikut menikmati kesejahteraan dari modernisasi pelabuhan, bukan sekadar jadi penonton,” tutup Subhan Hadil.